Jumat, 03 April 2015

Teknik Pengolahan Teh


Teknologi CTC (Crush, Tear & Curl) dan Orthodox
CTC (Crush, Tear & Curl)

CTC adalah singkatan dari (crushing, tearing and curling ) penghancuran, penyobekan, dan penggulungan. Daun yang telah dilayukan seringkali dipotong hingga berukuran seragam dengan menggunakan mesin. Selanjutnya daun ditempatkan dalam mesin CTC dimana mereka dihancurkan, dikoyak, dan digulung dengan proses tunggal oleh penggulung logam. Ekstrak air sarinya ditampung dan ditambahkan kembali ke daun.
daun yang telah hancur kemudian dioksidasi, dikeringkan dan disortir. Metode CTC terutama digunakan di wilayah India.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpGDHRfVcnzX_RZ7WLZ3a9g2cB7mDgLjaWKOKhS2kY6w5aClJ8BfOkcWl7shAuQTqgpXeUOry-8_Y1qBUywK64EqCEVHrQaf1tT4Zli62Bi3ZdRZns-6Gah6g4oGNHSvvHJEBRLOZfitHZ/s1600/ctc1.jpg



Orthodox
Sedangkan untuk teknologi Orthodox adalah menggunakan tabung silinder yang cukup besar dalam proses penghancuran, penyobekan, dan penggulungan. Teknologi seperti ini adalah yang palinga banyak di pakai dalam proses pembuatan teh.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_qmTDwzFDM6P-s-I2AcJL7SZoKNLLEireRxh-8XRJjIOj7HfIOkpAJQyznP-1bNfP-tKBs1YvZlf20m1zacGVu2KdNX0Iojo8JWM284h_32obOZANWon9TIzzPqN25p2Uc5cO_lLZoGiT/s1600/ctc+roller.jpg

Disamping adalah contoh dari mesin Orthodox yang di gunakan dalam proses pembuatan teh.





Teknologi Orthodox dan CTC (Crush, Tear & Curl), mempunyai sedikit perbedaan antara lain:
o   Kalau sistem orthodox digunakan silinder untuk menggulung dan memecah
    daun teh.
o   Sistem CTC menggunakan pisau untuk mencacah, dan merobek daun teh.
o   Selain itu untuk system CTC (Crush, Tear & Curl) memiliki keunggulan lain   
    yakni aroma teh jauh lebih kuat dibandingkan dengan system Orthodox.


Produksi Teh
Produksi teh meliputi beberapa tahap :
·                     Pelayuan
·                     Penggilingan
·                     Oksidasi (‘fermentasi')
·                     Pengeringan
·                     Pengemasan
Meskipun prosesnya relatif mudah, diperlukan pengontrolan yang seksama pada setiap tahap untuk memperoleh hasil dengan aroma dan rasa yang tepat.
v  Pelayuan
Tujuan pelayuan adalah untuk mengurangi kadar air daun teh hingga 70% (persentase ini bervariasi dari satu wilayah dengan yang lain).
Daun teh ditempatkan di atas loyang logam (wire mesh ) dalam ruangan (semacam oven). Kemudian udara dialirkan untuk mengeringkannya secara keseluruhan.
Proses ini memakan waktu 12 hingga 17 jam. Pada akhir pemrosesan daun teh menjadi layu dan lunak sehingga mudah untuk dipilin.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFiux84-xjR6Qxvtf-wx6BJtUGAmCJmA_anNbBx-xBxlUz4LfuKZFNf9d_DZDCpacTOlur8LdrK468UOvhP_Y8l925XKTEOeddh8YaIsvG5oH-5DK6wAx4nucM5-Tv0TmV_LfitiHn5upl/s1600/njh.JPG

Pelayuan. Sumber gambar :


v  Penggilingan
Daun teh ditempatkan pada mesin penggiling, yang berputar secara horisontal terhadap meja penggilingan. Proses ini membentuk daun teh menyerupai pilinan kawat. Selama proses penggilingan daun teh juga menjadi pecah/rusak, yang mengawali proses ketiga.
Sebagai pengganti penggilingan yang lembut dan lebih tradisional, ada dua metode lain yang digunakan, terutama dalam produksi teh hitam agar menjadi lebih halus, seperti kategori daun hancur (fanning ) dan partikel kecil (dusting ). Kategori ini biasanya diperuntukkan untuk produksi teh celup.


Metode LTP :
Metode ketiga dalam produksi teh hitam adalah metode LTP, diberi nama sesuai dengan penemu mesin, Lawrie Tea Processor . Pada metode ini, daun yang telah dilayukan seringkali digolongkan berdasarkan mutunya sebelum diproses di mesin LTP. Di sinilah proses perobekan daun yang sebenarnya dilakukan dengan menggunakan mata pisau yang berputar dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya diikuti dengan proses oksidasi biasa, pengeringan dan proses penyortiran.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar