Teknologi CTC (Crush, Tear & Curl) dan Orthodox
CTC (Crush, Tear & Curl)
CTC adalah singkatan dari (crushing, tearing and
curling ) penghancuran, penyobekan, dan penggulungan. Daun yang telah
dilayukan seringkali dipotong hingga berukuran seragam dengan menggunakan
mesin. Selanjutnya daun ditempatkan dalam mesin CTC dimana mereka dihancurkan,
dikoyak, dan digulung dengan proses tunggal oleh penggulung logam. Ekstrak air
sarinya ditampung dan ditambahkan kembali ke daun.
daun yang telah hancur kemudian dioksidasi, dikeringkan dan disortir.
Metode CTC terutama digunakan di wilayah India.

Orthodox
Sedangkan untuk teknologi Orthodox adalah
menggunakan tabung silinder yang cukup besar dalam proses
penghancuran, penyobekan, dan penggulungan. Teknologi seperti ini adalah yang
palinga banyak di pakai dalam proses pembuatan teh.

Disamping adalah contoh dari mesin Orthodox yang di gunakan dalam proses
pembuatan teh.
Teknologi Orthodox dan CTC (Crush, Tear & Curl), mempunyai sedikit
perbedaan antara lain:
o Kalau sistem orthodox digunakan silinder untuk
menggulung dan memecah
daun teh.
o Sistem CTC menggunakan pisau untuk mencacah, dan
merobek daun teh.
o Selain itu untuk system CTC (Crush, Tear & Curl) memiliki keunggulan
lain
yakni aroma teh jauh lebih kuat dibandingkan dengan
system Orthodox.
Produksi Teh
Produksi teh meliputi beberapa tahap :
·
Pelayuan
·
Penggilingan
·
Oksidasi (‘fermentasi')
·
Pengeringan
·
Pengemasan
Meskipun prosesnya relatif mudah, diperlukan pengontrolan yang seksama pada
setiap tahap untuk memperoleh hasil dengan aroma dan rasa yang tepat.
v Pelayuan
Tujuan pelayuan adalah untuk mengurangi kadar air daun teh hingga 70% (persentase ini bervariasi dari satu wilayah dengan yang lain).
Tujuan pelayuan adalah untuk mengurangi kadar air daun teh hingga 70% (persentase ini bervariasi dari satu wilayah dengan yang lain).
Daun teh ditempatkan di atas loyang logam (wire
mesh ) dalam ruangan (semacam oven). Kemudian udara dialirkan untuk
mengeringkannya secara keseluruhan.
Proses ini memakan waktu 12 hingga 17 jam. Pada
akhir pemrosesan daun teh menjadi layu dan lunak sehingga mudah untuk dipilin.
Pelayuan. Sumber gambar :
v Penggilingan
Daun teh ditempatkan pada mesin penggiling, yang
berputar secara horisontal terhadap meja penggilingan. Proses ini membentuk
daun teh menyerupai pilinan kawat. Selama proses penggilingan daun teh juga
menjadi pecah/rusak, yang mengawali proses ketiga.
Sebagai pengganti penggilingan yang lembut dan
lebih tradisional, ada dua metode lain yang digunakan, terutama dalam produksi
teh hitam agar menjadi lebih halus, seperti kategori daun hancur (fanning )
dan partikel kecil (dusting ). Kategori ini biasanya diperuntukkan
untuk produksi teh celup.
Metode LTP :
Metode ketiga dalam produksi teh hitam adalah
metode LTP, diberi nama sesuai dengan penemu mesin, Lawrie Tea
Processor . Pada metode ini, daun yang telah dilayukan seringkali
digolongkan berdasarkan mutunya sebelum diproses di mesin LTP. Di sinilah
proses perobekan daun yang sebenarnya dilakukan dengan menggunakan mata pisau
yang berputar dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya diikuti dengan proses
oksidasi biasa, pengeringan dan proses penyortiran.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar