Rabu, 15 April 2015

Curug Muncar

             Sudah pernah ke Curug Muncar..???, kalau sudah ya syukur, kalau belum silahkan mampir kalau jalan-jalan ke Wonosobo,,hehehe
Apa,dimana, dan seperti apa sih Curug muncar itu,?? mungkin itu pertanyaan yang muncul di benak kanca-kanca seperjuangan dan setanah air saat pertama lihat postingan ini..  Langsung aja ke materi ya daripada ngantuk,...

            Curug = air terjun muncar = memancar/mancur, jadi curug muncar adalah air terjun yang memancar dari atas kebawah,, hehe mungkin.... 
Letaknya di desa kaliwungu kecamatan bruno kabupaten purworejo,,, bukan punya wonosobo, tapi leataknya diperbatasan wonosobo purworejo,, nyrempet sedikit nggak papalah,hehe
Untuk mencapai desa ini diperlukan waktu sekitar 40 menit dari Kutoarjo. Jalan yang cukup sempit dan berliku-liku menjadi tantangan tersendiri bagi pengendara. Hutan, tebing, sungai, dan jurang menjadi pemandangan yang lazim sepanjang perjalanan. Penerangan yang sangat minim serta rusaknya jalan di beberapa tempat membuat pengendara harus ekstra hati-hati saat melintas malam hari, maklum agak pelosok. tapi kalau nggak pengen capek, cukup melihat dari jalan raya saja.,
Add caption
 Akses ke arah curug sebenarnya ada banyak, tetapi hanya ada beberapa yang sering dilewati salah satunya adalah melalui dusun Kamasan.Rute ini dapat ditempuh dengan mengikuti jalan raya sampai menjumpai pertigaan kecil dengan papan petunjuk arah ke curug, lalu belok ke kiri. Jalan ke arah curug ini berupa jalan tanah yang menanjak. Tak seberapa jauh dari jalan itu ada perempatan kecil yang juga ada papan petunjuk ke curug mengarah lurus mengikuti jalan beton. Jalan cukup sempit dan harus melalui beberapa tanjakan curam dengan kombinasi belokan tajam. Cukup menantang adrenalin bagi pengendara yang baru pertama kali melintas. Dengan kondisi seperti ini, hanya sepeda motor yang paling memungkinkan digunakan. Setelah berkendara selama sekitar 10 menit, sampailah pada sebuah lapangan kecil yang biasa dijadikan tempat parkir oleh pengunjung. Meskipun curug masih beberapa kilometer lagi, tapi jalanan yang masih ”alami” membuat sepeda motor tidak lagi bisa digunakan. Sehingga harus dititipkan di lapangan itu. Tapi kadang, lapangan itu tidak ada yang menjaga sehingga motor bisa dititipkan ke rumah penduduk.Perjalanan yang cukup panjang dan menantang itu terbayar lunas dengan kemegahan curug muncar. Dari ketinggian sekitar 80 meter, ribuan liter air dihempaskan ke tanah dan bebatuan menciptakan pemandangan yang luar biasa. Percikan air begitu kuat saat mendekat ke curug, menunjukkan betapa kuatnya energi hempasan air pada bebatuan di bawahnya. Kesegaran menyelimuti tubuh, tatkala kita duduk di bebatuan dekat dengan titik jatuhnya air. Air yang memercik kuat, membuat tubuh diberondong jutaan tetes air yang memantul dari bebatuan. Sambil merasakan dorongan energi air yang menerpa tubuh dan kesegaran air pegungungan, kita dapat menyaksikan pemandangan pedesaan dari atas. Hamparan sawah diselingi hutan yang menghijau sangat memanjakan mata yang rindu akan kesejukan.
Selain untuk menikmati keindahan alam, tempat ini cocok untuk merenung, mengusir suasana gundah galau dalam hati dan bahkan meluapkan segala perasaan yang tidak enak. Jika kita teriak, suaranya akan tersamarkan oleh gemuruh air terjun yang cukup keras. Selain itu tempat ini cukup sepi, apalagi saat hari biasa bukan hari libur. Maklum tempat ini masih belum banyak diketahui masyarakat umum.

Sekian sajalah penjelasan yang dapat saya kopi dan paste haha, semoga bermanfaat..